Beberapa anak memang terkadang lebih sering menangis dibanding anak-anak lain. Penyebab mereka menangis pun beragam, mulai dari masalah sepele sehari-hari hingga masalah yang cukup besar. Saking seringnya anak merengek dan menangis, orang tua pun tidak jarang dibuat kesal karenanya. Dampaknya bisa berbahaya bagi anak dan orang tua jika masalah ini tidak ditangani dengan baik.
Pada anak bayi, menangis termasuk hal yang wajar karena mereka belum bisa berbicara untuk mengutarakan perasaan mereka. Untuk anak berusia balita pun masih termasuk wajar, karena walaupun sudah bisa bicara mereka kadang belum bisa menyusun kata-kata dengan baik dan akhirnya memilih menangis. Tetapi pada anak usia di atas lima tahun atau anak usia sekolah, terlalu sering menangis bisa merupakan pertanda ada sesuatu yang tidak beres. Orang tua pun patut curiga dan mencari tahu lebih dalam alasan anak sering menangis.
Jika sudah tahu penyebabnya, akan lebih mudah untuk mencari solusinya. Di bawah ini adalah beberapa cara yang bisa diterapkan dalam mendidik dan mengajari anak supaya tidak cengeng:
Harus tetap tenang
Saat dihadapkan dengan anak yang menangis dan rewel, kunci utamanya adalah orang tua harus tetap tenang. Ikut terbawa emosi dan menjadi marah tidak akan menyelesaikan masalah. Orang tua harus bisa menjaga emosinya tetap tenang dulu, baru bisa berusaha menenangkan anak dengan baik. Jika anak menangis keras dan tidak bisa diajak bicara, tunggu sampai mereka tenang. Setelah anak tenang, tanyakan secara perlahan alasannya menangis. Setelah itu cobalah selesaikan masalah anak atau berikan kata-kata penenang. Hindari membentak anak atau bahkan sampai memukul. Hal itu bisa berdampak buruk bagi psikologis anak karena anak bisa menjadi takut atau tidak percaya lagi kepada orang tua.
Berikan pelukan
Beberapa anak ada yang menangis karena minta keinginannya dipenuhi. Tapi ada juga beberapa anak yang menangis karena mereka kesal atau takut. Anak-anak seperti ini sebaiknya dipeluk saat mulai menangis. Orang tua sebaiknya memeluk mereka dengan erat sambil mengatakan kalimat-kalimat yang menenangkan. Pelukan ini dapat membuat anak merasa aman dan tenang. Anak juga bisa merasa kalau orang tua mereka akan selalu ada mendukung mereka.
Jangan manjakan anak
Jika biasanya anak melihat orang tua langsung menuruti permintaan mereka setelah mereka menangis, anak dapat menganggap menangis adalah cara terbaik dan terus-terusan menangis jika ingin sesuatu. Hal ini tidak akan berdampak baik bagi tumbuh kembang mental anak kedepannya. Orang tua perlu berhati-hati dalam mengatasi penyebab anak menangis. Walaupun langsung memberikan keinginannya bisa menghentikan tangisan anak, cara ini sebaiknya tidak dilakukan terlalu sering.
Ajarkan anak untuk menggunakan kata-kata sebagai cara berkomunikasi dengan orang tua. Ajarkan mereka kalau ada cara yang lebih baik selain menangis. Untuk anak yang masih kesulitan berbicara, orang tua bisa memulai dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan singkat seperti, “Adek ngantuk ya?” atau “Adek mau pulang ya?”. Sehingga anak nantinya akan merespon dengan jawaban ya atau tidak.
Seiring berjalannya waktu, pertanyannya bisa dirubah menjadi lebih kompleks seperti, “Kenapa adek tadi nangis?” atau “Adek mau makan apa?”. Dengan pertanyaan begini anak akan belajar untuk menyusun kata-kata supaya bisa mengekspreksikan perasaan mereka.
Beri perhatian lebih
Anak-anak yang lebih sering menangis dibanding anak-anak lain seusianya butuh perhatian lebih dari orang tua. Orang tua perlu berusaha mengenal anak lebih baik. Kemungkinan lain adalah, orang tua terlalu sibuk sehingga anak merasa kurang diperhatikan. Jika kasusnya seperti ini, orang tua perlu menyesuaikan jadwal hariannya dan meluangkan lebih banyak waktu bermain bersama anak.
Setiap anak spesial, dan di setiap tindakan mereka memiliki alasannya masing-masing. Dengan mencari tahu masalah anak dan berusaha menyelesaikannya bersama, anak dapat merasa disayang dan tingkat kepercayaan dirinya bisa meningkat. Jika sudah begini anak akan merasa tidak perlu lagi menangis untuk menarik perhatian orang tua.
Jangan mengancam anak
Jika anak sudah mulai menangis tidak terkendali, apalagi di tempat umum, orang tua biasanya akan mulai panik. Di saat panik kata-kata apapun bisa dikatakan, yang penting anak diam. Beberapa diantaranya adalah kalimat ancaman seperti, “kalau nggak berhenti nangis, nanti dibawa pergi setan lo”. Ditambah dengan cengkeraman erat di lengan anak atau tatapan wajah orang tua yang berubah menyeramkan.
Hal ini memang terkadang efektif menghentikan tangisan anak, tapi sangat tidak efektif mengatasi akar masalah penyebab anak menangis. Ini justru malah dapat membuat anak menjadi takut pada banyak hal. Untuk anak dengan tingkat imajinasi tinggi, dampaknya kemungkinan lebih parah lagi karena mereka bisa membayangkan dengan baik ancaman orang tua. Karena itulah sebaiknya teknik penyelesaian seperti ini dihindari oleh orang tua.
Jika anak tidak kunjung tenang, bawa mereka ke tempat sepi, lalu ajak anak bicara secara perlahan atau peluk mereka sampai tangisnya berhenti. Cara ini juga cukup efektif dan tidak membawa dampak buruk bagi anak.
Ajari anak mengontrol emosi
Ada berbagai jenis emosi yang bisa dirasakan manusia, diantaranya adalah marah, kesal, senang, sedih, cemburu, takut, dll. Mengekspreksikan beragam emosi ini bisa jadi hal yang sulit dan rumit bagi anak-anak. Mereka masih kesulitan menyusun kata-kata, sehingga satu-satunya cara yang mereka tahu hanyalah menangis. Bahkan terkadang mereka tidak mengerti apa yang sedang mereka rasakan.
Orang tua harus bisa mendampingi anak dan membantu mereka mengkategorikan dan mengekspresikan emosi mereka dengan baik. Misalnya saat anak menangis melihat badut besar, orang tua bisa berkata “Adek kaget ya lihat badutnya besar? Adek takut?”.
Atau saat anak menangis saat mainannya patah atau rusak, orang tua bisa berkata, “Adek sedih ya mainannya nggak bisa dimainin lagi?”. Orang tua juga bisa menambahkan kalimat-kalimat penenang yang dapat meyakinkan anak kalau semuanya akan baik-baik saja.
Biasakan anak untuk tenang
Terkadang, anak-anak menangis karena mereka panik di saat dihadapkan dengan situasi yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya. Karena tidak tahu harus apa, respon pertama mereka adalah menangis.
Orang tua bisa membiasakan anak untuk bersikap tenang di segala situasi. Bisa dengan mengisi aktivitas sehari-hari anak dengan aktivitas-aktivitas yang menenangkan seperti membaca buku, mewarnai, bermain puzzle, atau mendengarkan musik bertempo lambat. Bisa juga orang tua mengajak anak bermeditasi bersama. Jika dilakukan secara rutin, kebiasaan seperti ini bisa berdampak baik pada kecerdasan emosional anak.
Jangan dibiarkan
Bagi orang tua yang sudah terlalu lelah menghadapi tingkah anak yang terlalu sering menangis, mungkin membiarkan mereka dianggap sebagai cara yang terbaik. Anak nantinya akan berhenti menangis sendiri setelah mereka lelah. Tapi cara ini sangat tidak baik. Karena anak nantinya dapat menganggap tidak ada yang salah dengan menangis dan akan terus menerus menangis saat ingin mengutarakan sesuatu.
Atau lebih parahnya lagi, anak bisa mencari cara lain yang lebih ekstrim untuk menarik perhatian orang tua. Sehingga sebaiknya orang tua mengajak anak berbicara dan menanyakan alasan mereka menangis. Tunjukkan kepedulian dan selesaikan masalah anak bersama-sama, dengan begini anak akan merasa disayangi dan dihargai.
No comments
Post a Comment