Di Indonesia, ada beberapa jenis ayam pedaging yang dapat digunakan dalam bisnis peternakan ayam pedaging atau ayam broiler. Apa saja? Yuk, simak penjelasan di bawah ini!
Ciri-Ciri Ayam Pedaging
Sebelum terjun ke jenis ayam pedaging atau ayam broiler yang dapat diternakkan di Indonesia, ada baiknya Anda mengenal terlebih dahulu ciri-ciri ayam pedaging yang baik. Antara lain:
- Memiliki ukuran badan yang besar, padat, kompak dan berdaging penuh
- Terdapat beberapa jenis yang memiliki ciri kaki dengan bulu lebat
- Memiliki produksi telur yang relatif sedikit dibandingkan jenis ayam lainnya
- Memiliki gerakan yang kurang lincah, cenderung tenang dan lebih lambat dalam bergerak
- Mengalami keterlambatan dalam perkembangan kelamin saat dewasa
- Beberapa ayam pedaging masih ada yang memiliki sifat mengerami
Jenis Ayam Pedaging di Indonesia
a. Ayam Broiler
Jenis yang paling mudah ditemui dan banyak digunakan dalam bisnis ayam pedaging adalah ayam broiler. Ayam ini termasuk dalam ayam pedaging dengan kualitas produk ternak yang prima. Daging dari ayam broiler atau ayam negeri ini sangat terkenal di pasaran dan kerap dicari sebagai bahan masakan.
Ayam broiler memiliki masa panen sekitar 35 hari saja atau terbilang memiliki masa ternak yang sangat cepat. Sehingga, ayam ini sangat cocok bagi peternak pemula yang baru memulai bisnis di dunia peternakan ayam pedaging.
Ciri-ciri dari ayam broiler yakni ayam memiliki bulu berwarna putih seutuhnya dan postur badan yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan jenis ayam kampung.
b. Ayam Kampung Unggulan Balitbangtan (KUB)
Jenis kedua yakni Ayam Kampung Unggulan Balitbangtan atau ayam KUB. Ayam ini adalah jenis ayam kampung yang berasal dari persilangan antara jenis ayam kampung yang mempunyai beragam keunggulan.
Ayam jenis ini merupakan hasil riset dari Badan Litbang Pertanian Bogor yang telah dilaksanakan selama kurang lebih enam generasi. Berdasar hal tersebut, maka ayam ini diberi nama Ayam KUB atau Ayam Kampung Unggul Balitbangtan.
Pada awalnya, ayam KUB ini lebih ditujukan sebagai jenis ayam petelur. Namun karena termasuk dalam kategori ayam dwiguna atau ayam yang mempunyai dua kegunaan atau fungsi, maka ayam KUB juga dapat dijadikan sebagai ayam pedaging.
c. Ayam Brahma
Jenis ayam Brahma bukan berasal asli dari wilayah Indonesia. Ayam Brahma merupakan ayam yang berasal dari negara India dengan bobot 5 kilogram per ekornya. Ayam jenis ini memiliki postur tubuh yang tinggi, besar dan gagah.
Di luar negeri, jenis ayam Brahma banyak digunakan sebagai ayam konsumsi. Sedangkan di Indonesia sendiri, jenis ayam Brahma digunakan sebagai ayam hias, namun juga digunakan sebagai ayam pedaging. Tidak banyak peternakan yang menggunakan ayam Brahma sebagai ayam pedaging. Hal ini dikarenakan harga ayam yang mahal, bentuk fisik yang lucu dan unik sehingga ayam Brahma banyak digunakan sebagai ayam hias dibandingkan ayam pedaging.
Ayam Brahma juga disebut sebagai ayam monster atau ayam raksasa. Jenis ayam Brahma juga bermacam-macam, seperti Dark Brahma, Light Columbian, Blue Brahma, Isabel, Salmon, hingga Black Brahma. Jenis-jensi tersebut memiliki bentuk yang serupa dan hanya berbeda pada warna bulunya.
d. Ayam Kampung Asli
Jenis keempat yakni ayam kampung asli yang berasal dari Indonesia. Ayam Kampung Asli atau disingkat menjadi AKA termasuk dalam jenis ayam yang dapat dimanfaatkan sebagai ternak ayam pedaging. Jenis ayam ini umumnya ditemukan di wilayah pedesaan dengan cara pemeliharaan yang sederhana atau diumbar (dibiarkan bergerak bebas).
Dengan gaya pemeliharaan yang sangat sederhana dan pakan seadanya, jenis ayam ini memiliki daya tahan tubuh yang sangat kuat dan sangat sehat. Sekarang ini, banyak peternak pedaging yang ingin mengembang biakkan ayam kampung asli dengan sistem yang lebih intensif. Sistem yang lebih intensif diharapkan mampu mengembangkan ternak ayam lebih baik lagi dibandingkan dengan teknik umbaran seperti yang dilakukan masyarakat desa dengan pemberian pakan yang sesuai, perawatan yang baik serta penempatan di kandang yang pantas.
e. Ayam Pejantan
Jenis kelima yakni Ayam Pejantan. Apabila dilihat dari asalnya, jenis Ayam Pejantan termasuk dalam kategori ayam petelur. Hal ini dikarenakan jenis Ayam Pejantan adalah jenis ayam petelur yang berjenis kelamin jantan yang tidak digunakan dalam peternakan petelur karena tidak bisa bertelur seperti jenis betina.
Mayoritas dari tim penetasan ayam petelur menjual kembali ayam pejantan sebagai jenis ayam pedaging ke pihak peternak pedaging dengan harga yang lebih rendah dari harga pasaran. Meski harga yang diberikan lebih rendah, namun kualitas daging dan pemasaran dari ayam ini masih baik.
Jenis ayam ini juga dinilai sangat cocok bagi peternak pemula yang baru terjun ke dunia peternakan ayam karena tidak memerlukan modal atau biaya yang besar untuk membeli ternak pedaging jenis Ayam Pejantan ini.
f. Ayam Pelung
Jenis selanjutnya adalah Ayam Pelung. Ayam ini adalah salah satu ayam asli dari wilayah Indonesia yang juga berpotensi digunakan sebagai ternak pedaging. Ayam Pelung memiliki ciri-ciri dengan tubuh berpostur tinggi, besar dan mempunyai suara yang merdu saat berkokok. Namun, jika Ayam Pelung disilangkan dengan jenis lain, maka kualitas alunan kokok ayam dapat mengalami penurunan.
Bobot badan dari jenis ayam ini dapat mencapai 5 kilogram apabila dirawat dengan sistem intensif. Awalnya, Ayam Pelung ditemukan di beberapa daerah di kawasan Jawa Barat. Setelah banyak orang yang mengenal Ayam Pelung, kemudian populasi jenis ayam ini menyebar ke seluruh wilayah di Indonesia.
g. Ayam Giant Chocin
Selanjutnya adalah Ayam Giant Chocin. Jenis ayam ini memiliki bentuk yang hampir serupa dengan jenis Ayam Brahma dengan postur tubuh yang besar dan cenderung bulat. Bagian kaki ayam ini memiliki bulu yang lebat.
Sesuai dengan namanya, jenis ayam ini memiliki bobot diatas rata-rata dari jenis ayam pedaging lainnya. Ayam Giant Chocin mampu mencapai berat lebih dari 5 kilogram, sehingga sangat cocok apabila akan digunakan sebagai ternak ayam pedaging dengan kualitas daging yang baik dan prima.
Di Indonesia, Ayam Brahma dan Ayam Giant Chocin lebih sering difungsikan sebagai ayam hias dibandingkan dengan ayam ternak pedaging karena fitur tubuh yang unik serta warna bulu yang cenderung menarik dibandingkan jenis ayam lainnya.
Masing-masing jenis ayam di atas memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing apabila hendak difungsikan sebagai ternak pedaging. Yang perlu diperhatikan adalah sesuaikan kebutuhan dan ketersediaan dana sebelum memilih jenis ayam mana yang hendak digunakan sebagai ternak pedaging.
No comments
Post a Comment