Slider

Cara Memilih Bibit Sapi Perah Unggulan

 


Setiap peternak pasti berusaha mendapatkan bibit yang baik dan unggulan untuk peternakan mereka. Bibit unggulan akan berkembang menjadi indukan unggulan, dan menghasilkan produk ternak yang berkualitas. Misal, bibit sapi perah yang baik akan menghasilkan produk susu yang berkualitas tinggi nantinya. Namun, memilih bibit ternak ternyata susah-susah gampang. Hal ini dikarenakan oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal. Nah, di artikel kali ini kami akan memberi sedikit informasi bagaimana cara memilih bibit sapi perah unggulan untuk peternakan. Penasaran? Yuk, simak artikel di bawah ini!

Apa Saja Faktor Bibit Sapi Perah Unggulan?

Ada beberapa hal yang menjadi acuan untuk mengatakan seekor bibit sapi perah adalah unggulan atau tidak. Yakni dapat diperhatikan dari berat badan, kualitas ambing, kapasitas tubuh terak, posisi puting, bulu di sekitar area ambing, kaki bagian belakang, hingga pada mammary system dari bibit tersebut. Pemilihan bibit yang baik dan unggulan dapat mempengaruhi beberapa aspek dalam peternakan. Misalnya pada manajemen pemberian pakan ternak, manajemen kandang, hingga perawatan ternak sapi perah nantinya. Namun perlu diperhatikan, beda jenis sapi ternyata berbeda pula kebiasaan mereka.

Ciri-Ciri Bibit Sapi Perah Unggulan

Menurut sumbarprov.go.id, pemilihan bibit sapi perah harus memenuhi beberap syarat. Antara lain:

  • Bibit sapi perah betina telah memasuki usia 3,5 hingga 4,5 tahun dan sudah pernah beranak.
  • Memiliki produksi susu yang tinggi.
  • Bibit berasal dari induk dan pejantan yang memiliki keturunan produksi susu yang tinggi – perlu diperhatikan mencari silsilah bibit ternak sapi perah.
  • Memiliki bentuk tubuh yang seperti baji.
  • Memiliki mata bercahaya dan jernih dan bentuk kepala yang baik.
  • Punggung bibit ternak sapi perah lurus atau tidak bengkok atau terlalu bungkuk.
  • Jarak antara kaki depan dengan kaki belakang cukup lebar dan bentuk kaki yang kuat dan kokoh.
  • Memiliki ambing yang cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik. Jika diraba terasa lunak, vena susu banyak – panjang dan berkelok-kelok, memiliki tekstur kulit yang halus.
  • Puting susu bibit sapi perah tidak lebih dari 4, berbentuk segi empat simetris yang tidak terlalu pendek.
  • Memiliki tubuh yang sehat dan tidak membawa penyakit menular.
  • Memiliki tingkat kelahiran yang cukup tinggi, yakni beranak setiap tahunnya.

Sedangkan pada vetmedicinae.com, ada beberapa yang perlu diperhatikan pada bibit ternak sapi perah untuk dikatakan unggulan. Antara lain:

1#  Kapasitas Tubuh dari Bibit Ternak

Bibit ternak sapi perah dikatakan unggulan apabila memiliki kapasitas tubuh yang cukup besar. Ukuran ini akan memudahkan sapi perah dalam proses kelahiran, dimana dengan kapasitas tubuh yang besar akan memudahkan janin untuk keluar dari tubuh induk.

2# Bulu di Area Ambing

Selanjutnya adalah bulu. Disini, yang dimaksud dengan bulu yakni terdapat bulu halus di sekitar area ambing. Bibit sapi perah yang unggulan ditandai dengan adanya bulu-bulu halus di sekitar area ambing.

3# Ambing yang Bagus

Ambing yang bagus adalah ambing yang terlihat melebar dari bagian depan ke belakang, serta tidak terlihat bengkok. Di sisi lain, di sekitar ambing tidak ditemukan jaringan lemak. Kulit pada ambing juga harus memiliki tekstur yang lunak dan lentur saat disentuh.

4# Posisi Puting

Untuk puting pada bibit sapi perah termasuk dalam masalah estetika. Meski begitu, posisi puting tidak dapat disepelekan. Posisi puting yang baik adalah terletak di bagian tengah setiap quarter. Posisi dari puting yang tidak tepat berada di tengah bagian quarter akan menyulitkan anak sapi saat hendak menyusu pada induk.

5# Kaki Bagian Belakang

Bagian kaki belakang bibit sapi perah hendaknya memiliki bentuk yang simetris atau seimbang, yakni antara kaki belakang bagian kanan dengan kaki bagian kiri. Selain itu, kaki pada sapi diharapkan memiliki tekstur yang kokoh dan kuat. Kaki belakang yang kuat nantinya akan memudahkan proses kelahiran atau partus dari induk. Hal ini dikarenakan kaki bagian belakang memiliki fungsi untuk menopang berat janin yang hendak keluar.

6# Mammary System

Mammary system atau kelenjar susu dari bibit sapi perah akan menentukan seberapa besar peluang produksi susu yang dapat dihasilkan oleh bibit tersebut nantinya. Kinerja dari mammary system sangat mengandalkan pembuluh darah vena, dimana pembuluh darah akan memberikan stok atau supply susu menuju bagian ambing.

Mammary system atau kelenjar susu bibit sapi perah dikatakan baik apabila memiliki bentuk pembuluh darah vena mammarica yang menonjol pada bagian luar ambing, serta terlihat jelas dan terasa saat diraba dengan tangan.

Jenis Sapi Mana yang Dapat Dijadikan Bibit Unggulan?

Untuk menjawab pertanyaan ini, maka sapi jenis Friesian Holstein adalah solusi yang tepat. Di Indonesia, peternakan sapi perah didominasi oleh sapi Friesian Holstein atau FH. Susu yang dihasilkan oleh sapi FH memiliki kualitas yang prima serta kandungan gizi yang tinggi.

Varian sapi FH berasal dari Belanda dengan iklim sedang dan memiliki empat musim, yaitu musim semi atau spring, musim panas atau summer, musim gugur atau autumn, dan musim dingin atau winter. Sapi jenis ini dapat berkembang biak dan hidup yang nyaman dengan Indeks Suhu dan Kelembapan di bawah 72. Apabila melebihi batas tersebut, maka ternak sapi dapat mengalami stres akibat panas.

Sapi jenis FH yang dikembang biakkan secara khusus memiliki ciri-ciri tubuh tertentu. Antara lain:

  • Di bagian dahi terdapat belang warna putih dengan bentuk menyerupai segitiga.
  • Bagian kaki dan pangkal ekor berwarna putih.
  • Tergolong dalam jenis sapi yang jinak.
  • Memiliki tanduk pendek yang menghadap ke depan, berwarna belang hitam dan putih.

Friesian Holstein betina dewasa memiliki bobot tubuh antara 550 hingga 650 kilogram, sedangkan pada jantan berkisar antara 1000 kilogram. Biasanya, sapi FH dikawinkan pertama kali saat menginjak usia 15 hingga 18 bulan dengan berat berkisar di 275 hingga 300 kilogram.

Kualitas dan produksi sapi perah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya faktor lingkungan, yakni suhu, iklim dan kelembapan kandang, serta ketinggian kandang. Faktor lainnya adalah berat badan ternak, jarak beranak, penyakit, kebuntingan serta bulan laktasi dari indukan. Pada faktor genetik, yang dapat mempengaruhi adalah bangsa ternak serta sifat individu.

Bisnis peternakan dinilai masih banyak diminati oleh masyarakat Indonesia dengan tercatat 10 liter produksi sapi per hari atau setara dengan 3.050 kilogram susu dalam satu kali masa laktasi. Tingginya produksi susu ini dipengaruhi oleh sanitasi atau kebersihan kandang, pemberian pakan pada ternak, perkawinan, pencegahan penyakit serta proses pemerahan yang baik.

Bagaimana Ciri Susu Murni yang Baik?


Berikut adalah beberapa ciri susu murni yang baik untuk dikonsumsi.

1#  Kebersihan

Saat membeli, pastikan tidak ada kotoran fisik, misalnya bulu atau darah. Susu murni yang baik disaring dengan ketat sebelum diedarkan kepada konsumen.

2# Warna

Untuk warna, susu murni harusnya memiliki warna putih. Meski begitu, susu dapat berubah warna menjadi kebiruan setelah dicampur dengan air. Namun reaksi kimia yang terjadi tidak perlu dikhawatirkan karena hal ini menandakan bahwa susu berkualitas baik.

3# Aroma

Susu murni memiliki aroma yang creamy dan khas. Jika ditemukan susu murni memiliki aroma lebih masam, lebih baik jangan dikonsumsi karena sudah melewati masa baik konsumsi dari susu murni.

4# Rasa

Susu murni dengan kualitas baik tidak memiliki rasa manis, melainkan cenderung asin dan creamy. Meski sudah diberi tambahan perasa manis, rasa creamy dari susu murni masih akan terasa.

5# Tekstur

Yang terakhir adalah tekstur. Susu murni memiliki tekstur sedikit kental tanpa ada gumpalan. Apabila saat atau sebelum diminum terdapat gumpalan, maka susu tersebut sudah tidak bisa dikonsumsi.


0

No comments

Post a Comment

© all rights reserved
made with by templateszoo