Slider

Kenali Penyakit Menular pada Sapi

 


Hewan ternak yang mengalami sakit tentu menjadi kendala dan menimbulkan kekhawatiran bagi peternak. Tidak hanya waktu dan tenaga yang terkuras, namun juga materi serta serangkaian kerugian lain dapat ditimbulkan dari hewan ternak yang sakit. Sapi memiliki beberapa penyakit yang dapat menulari sesama sapi, hingga menular ke manusia melalui kontak langsung ataupun melalui perantara. Pada artikel kali ini akan dijelaskan penyakit dan penyebab penyakit menular pada sapi.

Penasaran? Yuk, simak penjelasan di bawah ini!

Berikut Jenis-jenis Penyakit Menular pada Sapi

1# Lepstospirosis

Penyakit lepstospirosis disebabkan oleh bakter Lepstospira interrogans. Penyakit ini biasanya menyerang mamalia, seperti sapi, anjing, babi, kambing, hingga tikus. Penyebaran penyakit lepstospirosis melalui urine hewan yang terinfeksi bakteri ini.

Gejala dari lepstospirosis yang terlihat pada sapi adalah sapi terlihat lemah, menyebabkan keguguran, hingga hewan ternak menjadi mudah terjangkit penyakit lain. Penyakit lepstospirosis ini juga dapat menular pada manusia dengan gejala ringan seperti flu, hingga menyerang bagian ginjal dan hati.

2# Infeksi Ringworm

Penyakit infeksi ringworm atau jamur kulit ini masuk ke tubuh hewan ternak akibat dari lingkungan yang terinfeksi. Dikutip dari idntimes.com, berdasarkan penjelasan jurnal Virginia Polytechnic Institute and State University, ringworm pada hewan ternak dapat menyebabkan penyakit kebotakan pada sejumlah area serta menyebabkan kulit yang bersisik.

Penyakit ini dapat menular atau menginfeksi manusia apabila manusia tersebut melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Gejala yang muncul pada manusia juga mirip seperti pada sapi, yakni adanya area bersisik pada kulit yang gatal hingga menyebabkan iritasi kulit.

3# Salmonellosis

Seperti namanya, penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella. Bakteri ini banyak ditemukan di dalam perut dan kotoran hewan, terutama pada bayi dan betina yang sedang hamil. Hewan ternak yang terinfeksi oleh bakteri ini memiliki ciri-ciri demam, kotoran mengeluarkan bau yang busuk, dan sapi yang terlihat stress dan gelisah.

Penyakit Salmonellosis dapat menular ke manusia melalui kontak secara langsung dengan hewan yang sakit maupun dengan kotoran yang mengandung bakteri tersebut. Selain itu, juga dapat menular melalui konsumsi telur, susu atau daging yang belum dimasak sempurna. Pada manusia, muncul gejala seperti kram perut, diare dan demam dengan tingkat keparahan yang bervariasi.

4# Infeksi E.Coli

Penyakit selanjutnya adalah infeksi E. coli yang disebabkan oleh infeksi bakteri Esterichia coli. Bakteri ini dapat ditemukan di dalam usus serta kotoran hewan ternak. Umumnya, bakteri ini tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya. Namun tetap memberi gejala yang dapat menjadi parah dari waktu ke waktu.

Gejala yang ditimbulkan seperti kram perut, diare, feses yang mengandung mukus atau darah, hingga yang paling parah adalah munculnya sindrom hemolitik uremik atau rusaknya sel darah merah yang juga menjadi penyebab penyakit gagal ginjal.

Infeksi E. coli dapat menular pada manusia dengan kontak langsung antara manusia dan hewan, serta mengonsumsi daging yang belum dimasak sempurna. Hal ini dapat dihindari dengan rajin mencuci tangan dengan bersih setelah melakukan kontak dengan hewan ternak, menyimpan daging di kulkas dan memasak daging hingga benar-benar matang, serta menjaga kebersihan makanan.

5# Giardiasis

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi parasit Giardia lamblia. Parasit ini biasa ditemukan dalam perut hewan ternak, namun biasanya tidak muncul gejala penyakit pada ternak. Parasit ini akan membuat infeksi apabila menyentuh manusia.

Giardiasis dapat menular melalui air dan makanan yang terkontaminasi dengan kotoran hewan. Umumnya, penyakit giardiasis menimbulkan gejala kram perut, diare, dan gangguan pencernaan lainnya. Yang paling rentan dengan parasit ini adalah bayi dan anak-anak.

6# Q Fever

Penyakit Q Fever adalah jenis penyakit langka yang dapat membuat hewan ternak mengalami keguguran. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Caoxiella burneti. Penyakit ini dapat menular ke sesama hewan ternak, juga menular ke manusia.

Penyakit Q Fever bisa menular pada manusia melalui cairan tubuh dan jaringan. Biasanya, mereka yang terkena penyakit ini adalah mereka yang membantu melakukan proses aborsi ataupun kelahiran pada hewan ternak. Selain itu, infeks Q Fever juga dapat menular melalui hasil susu yang belum dipasteurisasi.

Gejala yang biasa muncul apabila terjangkit penyakit Q Fever yakni demam disertai keringat dingin di malam hari. Pada kasus tertentu, infeksi Caoxiella burneti dapat menyebabkan hepatitis hingga pneumonia.

7# Infeksi Cryptosporidium

Jenis penyakit lainnya yang dapat menular adalah infeksi parasit Cryptosporidium atau cryptosporidiosis. Berbeda dengan bakteri E. coli, parasit ini dapat ditemukan pada perut dan air dari hewan ternak. Manusia dapat tertular parasit ini dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi parasit. Selain itu juga dapat melalui kontak langsung dengan hewan yang sudah menjadi carrier.

Gejala yang ada pada manusia antara lain yakni demam, kram otot, sakit perut, diare, hingga muntah. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan bersih setelah melakukan kontak secara langsung dengan hewan ternak. Juga, mencuci tangan sebelum memegang makanan.

8# Anthrax

Selanjutnya adalah penyakit anthrax atau radang limpa. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Gejala yang dapat dilihat pada hewan ternak adalah demam hingga 42 derajat Celcius, keluar darah dari lubang kumlah – sepertu telinga, hidung, mulut, anus dan lubang kelamin; berwarna hitam seperti oli bekas, bangkai hewan cepat membusuk dan menggembung, adanya warna kebiruan pada selaput lendir.

9# Pink Eye

Penyakit ini merupakan jenis penyakit mata akut yang dapat menular. Pink Eye ditandai dengan gejala kemerahan dan kekeruhan pada selaput mata. Gejala klinis yang dapat terliha adalah kemerahan di bagian mata yang putih lalu diikuti dengan bengkaknya bagian kelopak mata, serta belekan.

10# Scabies

Penyakit scabies adalah jenis penyakit kulit yang disebabkan oleh ektopaasit. Penyakit ini menyerang bagian kulit hewan ternak. Gejalanya adalah gatal, hewan ternak selalu menggaruk, menggosok, atau menggigit bagian tubuh yang terjangkit scabies. Munculnya luka-luka dan lecet, kulit yang mengeras dan menebal juga merupakan efek dari scabies.

11# Tympani atau Kembung

Penyakit ini merupakan terjadinya penimbunan gas di saluran pencernaan yang diakibatkan oleh pemberian jenis makanan yang cepat mengalami fermentasi dan hewan ternak tidak dapat mengimbangi pengeluaran gas. Akibatnya, gas menjadi menumpuk.

Gejala yang muncul adalah hewan ternak susah bernapas, perut bagian kiri membesar dan berbunyi seperti kendung jika dipukul, gelisah, dan punggung membungkuk.

12# Septisemia Epizootica (SE)

Penyakit septisemia epizootica atau SE merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida. Gejalanya antara lain adalah hewan mengalami demam, gemetar, mengeluarkan suara ketika bernapas atau ngorok, serta muncul batuk hingga menyebabkan hewan ternak menjadi kurus.


Semoga penjelasan di atas dapat memberikan informasi untuk para pembaca sekalian ya. Stay safe and stay healthy!


0

No comments

Post a Comment

© all rights reserved
made with by templateszoo