Slider

Mengenal Apa Itu Vaksin/Vaksinasi pada Sapi dan Cara Penggunaannya ?

 


Tidak hanya manusia, ternyata hewan ternak seperti sapi juga memerlukan vaksin untuk mencegah terjangkitnya penyakit-penyakit berbahaya selama sapi diternakkan. Jenis penyakit ini juga terjadi dari berbagai penyebab, mulai dari penyakit menular antara sesama sapi, jamur, bakteri, virus, parasit ataupun kutu pada sapi.

Selain untuk mencegah penyakit, vaksin pada ternak sapi dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak, pemilik, serta lingkungan sekitar kandang ternak sapi. Hal ini dikarenakan ada beberapa penyakit berbahaya dari sapi yang dapat menular ke manusia melalui perantara bakteri atau virus.

Serta, daging sapi yang dimasak tidak sempurna juga dapat menularkan penyakit berbahaya. Oleh sebab itu, vaksinasi pada sapi dinilai penting untuk menjaga kesehatan sesama dan habitatnya.

Apa Itu Vaksin dan Vaksinasi?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘vaksin’ memiliki pengertian sebagai bibit penyakit yang telah dilemahkan yang kemudian digunakan untuk vaksinasi. Sedangkan kata ‘vaksinasi’ berarti sebagai penanaman vaksin atau bibit penyakit yang telah dilemahkan ke dalam tubuh manusia atau binatang dengan cara menggoreskan atau menusukkan jarum ke tubuh. Tujuan kegiatan vaksinasi adalah untuk memberi kekebalan terhadap penyakit tertentu pada si penerima vaksin – baik manusia atau binatang.

Disadur dari kompas.com, vaksinasi adalah ide awal yang dikembangkan oleh seorang dokter bedah bernama Edward Jenner. Dokter tersebut merupakan kelahiran Berkeley, Britania Raya, pada 17 Mei 1794.

Nama ‘vaksinasi’ sendiri muncul ketika Edward Jenner pertama kali menemukan cara pencegahan terhadap wabah penyakit cacar yang disebabkan oleh virus vaksinia di sekitaran tahun 1796. Virus ini tercatat dibawa oleh hewan sapi.

Pemberian vaksin atau kegiatan vaksinasi ini diawali oleh pengamatan yang dilakukan oleh Edward Jenner pada sekelompok masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar peternakan sapi. Pengamatan ini dilakukan pada saat wabah masih jarang menjangkiti masyarakat.

Kemudian, Edward Jenner menemukan bahwa ternak sapi yang ada dalam peternakan mengalami sakit cacar yang kemudian disebut sebagai cacar sapi. Untuk mencegah meluasnya kasus cacar, Edward Jenner kemudian mengambil sampel cairan sapi.

Edward kemudian menyuntikkan virus penyebab penyakit cacar itu pada sekelompok orang yang dijadikan objek penelitian untuk melihat bagaimana objek menerima dan bagaimana virus tersebut dapat memberi dampak pada objek. Penelitian berlangsung dimana wabah penyakit cacar kembali menjangkiti masyarakat.

Pada akhirnya ditemukan bahwa sekelompok orang yang telah disuntikkan virus tersebut tidak mengalami penyakit yang sama dan memiliki gejala dengan golongan ringan dibandingkan dengan masyarakat lainnya pada saat wabah terjadi.

Dari penemuan tersebut kemudian vaksin dan kegiatan vaksinasi dikembangkan lebih luas lagi hingga muncul banyak jenis vaksin yang digunakan pada manusia maupun binatang. Vaksin-vaksin yang ada berhasil menekan angka kematian akibat patogen atau virus berbahaya.

Tujuan Vaksinasi pada Hewan Ternak

Kegiatan vaksinasi pada hewan ternak memiliki tujuan untuk memunculkan reaksi atau respon pada tubuh hewan ternak. Caranya yakni dengan memasukkan agen penyebab penyakit dalam dosis tertentu – bisa dengan menyuntikkan atau dengan cara lainnya.

Penyuntikan ini diharapkan dapat memunculkan reaksi kekebalan yang kemudian meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada hewan ternak. Sistem kekebalan ini kemudian akan memberi reaksi yang cepat dan efektif terhadap jenis penyakit yang diperkirakan dapat menyerang hewan ternak saat berada di luar kandang atau di luar pengawasan.


Jadi, kegiatan vaksinasi ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penyakit tertentu yang mungkin dapat menyerang hewan ternak, namun tidak berarti dapat mencegah atau meminimalisir adanya infeksi di kemudian hari. Maka dari itu perlu pengawasan lebih lanjut.

Menyadur dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM, salah satu upaya mengendalikan penyakit pada hewan ternak yakni dengan beberapa kegiatan pencegahan penyakit. Salah satunya dengan menjadwalkan dan melakukan tindakan vaksinasi pada hewan ternak.

Vaksinasi sendiri adalah tindakan pengurangan interaksi antara organisme penyebab penyakit dengan tubuh hewan hingga mencapai titik tertentu dimana terjadi pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. Hal ini dikarenakan jumlah agen penyakit telah dikurangi atau dimusnahkan karena hewan ternak telah terlindungi dengan baik pada sistem imun.

Vaksin untuk Sapi, Apa Saja?

Ada beberapa jenis vaksin yang dapat diberikan pada hewan ternak sapi untuk mencegah ternak terjangkit penyakit berbahaya, baik bagi sapi itu sendiri maupun untuk pemilik dan lingkungan sekitar kandang ternak. Antara lain:

1# Vaksin Penyakit Anthrax

Penyakit jenis ini disebabkan oleh Bacillus anthracis yang sifatnya zoonosis. Maka dari itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan dengan pemberian vaksin hidup strain Sterne yang dilakukan pada area endemik anthrax.

2# Vaksin Penyakit Brucellosis

Jenis penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin dengan vaksin strain-19 (B.abortus S19) atau dengan strain RB-51. Tindakan vaksinasi baiknya dilakukan ketika ternak sapi mencapai umur 4 hingga 10 minggu.

3# Vaksin Penyakit Ngorok (Penyakit Septichaemia Epizootica)

Selanjutnya, penyakit ngorok dapat dicegah dengan pemberian vaksin inaktif atau bakterin. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Pasteurella multocida dan sifatnya dapat menular antar-ternak. Penyakit Ngorok umumnya menyerang bagian saluran pencernaan dan pernapasan. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan salah satunya dengan vaksinasi pada ternak sehat dengan vaksin oil adjuvant, setidaknya dosis 3 ml secara intramuskuler selama setahun sekali.

4# Vaksin Penyakit IBR (Infectious Bovine Rhinotraceitis)

Penyakit IBR merupakan jenis penyakit hewan yang sifatnya menular dan umumnya mengganggu sistem reproduksi ternak. Hal ini diakibatkan oleh infeksi penyakit menular yang menyebabkan keguguran, penurunan fertilitas hingga kemajiran ternak. Penyakit IBR disebabkan oleh Bovine herpesvirus-1 (BHV-1). Pencegahan penyakit IBR dapat menggunakan vaksin Bivalen Inaktif (IBR+PI3).

5# Vaksin Penyakit BVD

Penyakit BVD (bovine viral diarrhea) atau penyakit diare ganas pada sapi disebabkan oleh jenis virus Bovine Viral Diarrhea, salah satu jenis Pestivirus. Penyakit ini dapat dicegah dengan melakukan tindakan vaksinasi menggunakan vaksin hidup.

6# Vaksin Penyakit Jembrana

Yang terakhir yakni penyakit Jembrana. Jenis penyakit ini bersifat menular pada varian sapi Bali. Hal ini ditandai dengan adanya demam atau peningkatan suhu tubuh hewan ternak, peradangan selaput lendir mulut atau stomatitis, pembesaran kelenjar limfa preskapularis, prefemoralis dan parotid, beberapa waktu disertai keringat darah (blood sweating). Tindakan pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan pemberian vaksin Jembrana, sesuai dengan nama dari penyakit tersebut.

Tidak hanya manusia yang membutuhkan vaksin untuk pencegahan penyakit dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, hewan ternak juga sangat memerlukan vaksin untuk mencegah penyakit berbahaya yang dapat menularkan penyakit dan yang paling buruk adalah menyebabkan kematian.

Pemberian vaksin juga meminimalisir kerugian ekonomi dari pihak pemilik peternakan, dimana pemilik tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk menyembuhkan penyakit pada hewan ternak. Dengan sifat yang menular, kemungkinan ternak lain tertular sangatlah besar. Terlebih, jika jenis penyakit tersebut dapat menular pada manusia maka dapat mengancam lingkungan sekitar kandang ternak juga.


0

No comments

Post a Comment

© all rights reserved
made with by templateszoo